SELEDRI - Penangkal Hipertensi

Tekanan darah tinggi termasuk penyakit yang tidak menunjukkan tanda-tanda jelas. Sebagian besar penyebabnya pun masih misterius. Sekitar 95% penderitanya tidak diketahui penyebabnya yang jelas. Hipertensi begini biasanya disebut hipertensi primer. Sisanya, hanya 5%, diketahui dengan jelas penyebabnya, umumnya penyakit ginjal kronis, dan disebut hipertensi sekunder.

Bila tidak segera diatasi, penyakit yang sering disebut ?The Silent Killer? ini dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan jantung, stroke, gangguan ginjal, pengaburan penglihatan, atau penyakit ikutan lain. Untuk mengetahui keadaan tekanan darah tersebut, kita mesti menjalani pengukuran tekanan darah. Tekanan darah orang dewasa dinyatakan normal bila angka sistolik (angka atas) dibawah 140 dan angka diastolic (angka bawah) dibawah 85. Pada orang lansia angka tersebut lebih tinggi lagi.

Jika angka-angka itu sudah terlampaui, kita mesti melakukan beberapa tindakan penurunannya. Diantaranya, dengan menurunkan kelebihan bobot badan, kalau memang sudah berlebih. Sebab, kelebihan bobot badan termasuk factor yang erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Melakukan kegiatan-kegiatan fisik juga diperlukan, misalnya berjalan, berlari, berkebun, atau aktivitas fisik lainnya. Bila mungkin, berolahraga secara teratur. Dengan aktivitas fisik, mekanisme pengaturan tekanan darah akan berlangsung sebagaimana mestinya.

Pada penderita tertentu, tekanan darah tinggi terbukti pula bisa diobati dengan teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau biofeedback. Pasalnya, penyakit ini berpeluang lebih tinggi merasuk kepada orang-orang yang mengalami tekanan jiwa berkepanjangan. Dengan teknik relaksasi, stress tadi bisa dikurangi.

Namun, yang paling utama dalam penurunan tekanan darah adalah pembatasan garam dalam diet. Cara ini dapat menurunkan tekanan darah sampai 5 angka.

Selain upaya tadi, penderita tekanan darah tinggi akan mendapatkan obat penurun tekanan darah bila menemui dokter. Obat-obatan tersebut di antaranya jenis-jenis obat diuretic, betablockers, calcium channel blockers, atau angiotensin converting enzyme inhibitor.

Tetapi diantara kita mungkin ada yang enggan menggunakannya dengan berbagai alasan. Atau, ada yang sudah mempunyai pengalaman tidak menyenangkan setelah menggunakan obat modern, sehingga mencari cara lain untuk mengatasinya. Cara alternatif itu di antaranya dengan menggunakan obat tradisional. Obat dengan bahan baku alami ini mungkin hanya digunakan oleh mereka yang masih tahan menggunakan obat yang rasanya tidak enak, tetapi diyakini baik. Beberapa tanaman yang bisa digunakan sebagai bahan baku obat tekanan darah tinggi diantaranya sambiloto, seledri, dan bawang putih.

Yang Pahit Dan Sedap
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) sebenarnya dikenal sebagai bahan untuk mengatasi tingginya kadar gula dalam darah. Namun, dalam penelitian terhadap darah tinggi ternyata membuahkan hasil positif. Dalam Chinese Medical Journal dan Journal of Tongji Medical University diberitakan sari tanaman sambiloto mampu mengatasi penyempitan pembuluh darah akibat tingginya kadar kolesterol darah atau manipulasi pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah ini diduga menjadi salah satu penyebab meningkatnya tekanan darah. Kedua jurnal itu juga menyebutkan, sambiloto dapat mencegah penyempitan karena kolesterol atau penggumpalan darah atau sebab lain. Jadi, tanaman ini baik untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah.

Sambiloto bisa digunakan seluruh bagiannya atau akarnya saja. Untuk menggunakannya diperlukan setengah ganggam sambiloto segar. Bahan tersebut dicuci dan direbus dengan air bersih sebanyak 3 gelas biasa. Perebusan dilakukan hingga cairannya tinggal ?-nya. Setelah disaring, sebanyak ? gelas air rebusan tersebut diminum. Dalam sehari kita bisa meminumnya 2 kali. Rasanaya, pasti ditanggung pahit.

Dalam Chinese Medical Journal disebutkan sambiloto mengandung senyawa flavon. Senyawa ini bersifat mencegah penggumpalan darah (antitrombosis) dan menghancurkan gumpalan darah (trombolisis). Sambiloto juga tinggi kadar kaliumnya dan rendah natriumnya (K. Heyne).
Dalam 15.9 g sambiloto kering udara terkandung 417 mg kalium dan natriumnya cuma 26 mg. Untuk penyakit tekanan darah tinggi, kalium yang bersifat diuretic memang diperlukan untuk membantu tubuh mengeluarkan air dan natrium agar bisa menurunkan tekanan darah. Sementara natrium harus dihindari karena bisa meningkatkan tekanan darah.

Orang juga mengenal seledri (Apium greveolens L.) sebagai tumbuhan yang mampu menurunkan tekanan darah. Seluruh bagian tanaman yang biasanya menjadi bagian penyedap sop atau bakso ini bisa digunakan untuk tujuan tersebut.

Dari hasil penelitian dibuktikan, sari seledri menurunkan tekanan darah pada hewan percobaan kucing. Air rebusan seledri menurunkan kadar kolesterol darah hewan percobaan tikus. Beberapa orang yang
telah menggunakannya untuk tujuan menurunkan tekanan darah juga telah merasakan manfaat tersebut.

Agaknya dengan kemampuan seledri menurunkan kadar kolesterol, pengerasan pembuluh darah tidak terjadi. Kelenturan pembuluh darah dipertahankan dan tekanan darah tidak menjadi tinggi. Oleh karena itu seledri lebih baik digunakan untuk mencegah tekanan darah tinggi.

Tanaman dengan batang dan daun berwarna hijau ini diketahui mengandung minyak atsiri dan senyawa flavonoid. Namun, sampai saat ini belum diketahui senyawa apa yang bertanggung jawab menurunkan kadar kolesterol atau tekanan darah tinggi.

Untuk menggunakannya diperlukan seledri utuh sebanyak 16 batang. Semuanya dicuci dan direbus dengan air bersih sebanyak 2 gelas minum. Rebuslah hingga tinggal ? -nya. Hasil rebusan tersebut diminum untuk sehari, masing-masing setengah bagiannya.

Banyak Pilihan
Bawang putih (Allium sativum L.) yang terkenal sebagai bumbu masak juga disebut-sebut bisa mencegah atau mengobati tekanan darah tinggi. Umbi berwarna putih ini mengandung zat allicin. Zat ini diduga dapat mengganggu terbentuknya kolesterol. Karena kolesterol tak terbentuk, pengerasan pembuluh darah dapat dicegah. Dengan demikian pembuluh darah tetap lentur dan tekanan darah tidak naik.

Dari penelitian juga diketahui bawang putih mempunyai sifat mencegah penggumpalan darah (trombosis) dan mencegah terbentuknya pengerasan dinding pembuluh darah. Karena sifat-sifat tadi diduga bawang putih lebih cenderung mencegah terjadinya tekanan darah tinggi ketimbang mengobatinya.

Untuk menggunakannya, setiap kali dibutuhkan 2 siung bawang putih. Umbi berwarna putih ini dikupas dan dikunyak, lalu ditelan. Setelah itu, minum air hangat seperlunya. Cara ini dilakukan 3 kali sehari. Tapi, jangan lupa untuk melakukan pengontrolan tekanan darah guna mencegah terjadinya hipotensi tekanan darah rendah.

Selain ketiga tanaman tadi, bukti empiris juga memperlihatkan adanya beberapa tanaman yang bisa membantu menurunkan tekanan darah. Buah mengkudu (Morinda citrifolia) matang di pohon umpanya, bisa digunakan untuk mengobati hipertensi dengan cara memeras airnya, dicampur dengan 1 sendok makan madu, lalu diminum 2 hari sekali.

Ada pula yang menyatakan biji kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.), buah belimbing wuluh (Averrhoa belimbi L.), buah belimbing manis (A. carambola L.), atau buah ketimun (Cucumis sativus L.) mampu menurunkan tekanan darah yang terlampau tinggi. Sayangnya, informasi lebih jauh tentang tanaman tersebut masih sangat terbatas. Meski begitu, tak ada salahnya untuk dicoba. Toh, tanaman-tanaman tersebut sudah sering dikonsumsi sebagai bagian sayur, bumbu masak, buah atau lalapan yang tidak meracuni. Yang penting, dalam menggunakan tanaman tersebut kita mesti mengontrol tekanan darah agar tidak sampai terjadi penurunan tekanan darah terlalu drastis.

Oleh B. Dzulkarnain, peneliti utama Puslitbang Farmasi, Balitbang Kesehatan, Depkes.
Intisati edisi April 1997

CARA ALAMI - Berkelit Dari Sembelit

Pernah merasakan dililit sembelit? Aduh, sebalnya. Seluruh rongga perut rasanya kacau, tak karu-karuan. Kembung, mual, dan 1001 ketidaknyamanan lainnya. Namun, jangan khawatir, di sekitar kita ada kok bahan yang mampu meringankan gangguan itu.

Apa sebenarnya sembelit? Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses (tinja) dalam usus besar pada waktu cukup lama karena kesulitan pengeluarannya. Hal itu terjadi karena lemahnya atau tidak adanya gerakan peristaltic pada usus besar. Akibatnya, timbul perasaan tidak enak dan buang air besar yang tidak teratur.

Pengeluaran feses merupakan akhir proses pencernaan. Sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna lagi oleh saluran pencernaan, masuk ke dalam usus besar (kolon) sebagai massa yang tidak mampat serta basah. Di sini kelebihan air dalam sisa-sisa makanan tersebut diserap oleh tubuh. Kemudian massa itu bergerak ke rectum (dubur), yang dalam keadaan normal mendorong terjadinya gerakan peristaltic usus besar.

Secara normal pengeluaran kotoran terjadi sekali atau dua kali tiap 24 jam. Begitu pun hal itu amat bervariasi untuk tiap-tiap orang. Ada orang yang lebih sering buang hajatnya ketimbang orang lain. Bahkan, ada juga orang yang sampai beberapa hari baru buang air besar tanpa menderita gangguan kesehatan. Jadwal tetap untuk buang air besar ini memang belum jelas.

Dalam proses ini tampak peran olahraga. Olahraga ringan yang teratur akan menyebabkan feses memiliki wujud yang baik, sehingga mudah keluar. Sebaliknya, jika feses itu tinggal terlalu lama dalam usus besar akan menjadi keras dan kering.

Serba Tidak Teratur
Sembelit biasanya terjadi karena kebiasaan hidup yang salah. Kebiasaan salah itu misalnya makan sekadarnya, terburu-buru, dan tidak teratur waktunya. Tidak cukup minum juga dapat menjadi penyebab. Pasalnya, manusia normal perlu minum enam sampai delapan gelas air setiap hari.

Faktor penyebab lainnya, kebiasaan tidak buang air besar secara teratur pada saat yang sama, tidak berolahraga secara teratur ? yang ringan sekalipun serta seringnya menggunakan obat perncahar jika mendapat gangguan buang air besar.

Biasanya orang cenderung mengabaikan sinyal tubu berupa sembelit yang semula masih bersifat ringan. Sampai akhirnya, kelompok tersebut menganggap sembelit merupakan bagian dari kebiasaan diri mereka. Nah, apabila pola yang demikian itu sudah melekat, maka sifat mengabaikan sesuatu ini akhirnya menyebabkan kurangnya kepekaan terhadap gangguan kesehatan yang dialami.

Tak jarang, sembelit tersebut berkembang menjadi gangguan kesehatan kronis. Celakanya, pada saat itu penderita sudah tidak lagi melihat bahwa penyebab utama yang sebenarnya adalah kebiasaan hidup yang salah.

Ubah Kebiasaan Hidup
Jika seseorang menderita sembelit, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah mencatat semua kebiasaan hidupnya. Kemudian berdasarkan catatan itu dilakukan penilaian seperlunya, misalnya kebiasaan apa saja yang tidak sesuai dengan kebutuhan hidup normal.

Selanjutnya penderita harus mampu bersikap tegas, yakni mengubah kebiasaan-kebiasaan hidup yang tidak sesuai tersebut. Misalnya makan teratur pada saat yang sama setiap hari dengan jumlah yang juga harus cukup.

Pada saat perawatan, penderita sebaiknya mengkonsumsi makanan halus dan lembek. Bahan-bahan makanan yang kasar dan keras sepatutnya dihindari, sebagaimana pula makanan yang merangsang usus, misalnya makanan pedas.

Selain itu perbanyak memakan buah-buahan dan sayuran, karena kandungan seratnya turut memperlancar buang air besar. Minum sari buah pun baik dilakukan. Tak kalah penting, penderita perlu minum yang cukup, agar tinja tidak terlalu kering dan keras.

Sementara itu penderita perlu berlatih buang air besar secara teratur setiap hari pada jam-jam yang sama. Sebenarnya, saat yang baik untuk melakukan buang air besar yang teratur adalah sekitar 15 ? 45 menit setelah makan pagi. Selama proses buang air besar itu sebaiknya disediakan waktu menunggu keluarnya feses sekitar 10 ? 15 menit. Jadi, jika memang belum waktunya keluar, jangan dipaksa dengan mengejan.

Keteraturan lain yang perlu adalah melakukan olahraga ringan untuk menormalkan proses buang air besar. Penderita juga perlu menghindari ketegangan saraf, karena usahakan untuk dapat tidur sekurang-kurangnya delapan jam sehari semalam.

Tindakan yang dapat membantu antara lain mengompres perut dengan air hangat karena kehangatan akan merangsang peristaltic. Cara itu tentu lebih baik ketimbang kebiasaan menggunakan obat pencahar.

Begitupun, apabila ada penderita yang dalam perawatan biasa menggunakan obat pencahar, mungkin dapat dipergunakan bahan pelunak tinja, misalnya parafin cair atau minyak zaitun. Takarannya, satu sendok makan untuk orang dewasa atau setengah sendok makan untuk anak-anak.

Namun sebenarnya, untuk perawatan pun dapat dipergunakan pencahar alami.

Asam, Pencahar Dari Alam
Pencahar alami pilihan pertama adalah buah asam (Tamarindus indica L.). Cara menggunakannya, setengah sendok makan daging buah asam diseduh dengan segelas air mendidih (300cc) dan satu sendok makan gula pasir. Aduk rata campuran tersebut, diamkan. Setelah dingin dapat diminum sedikit-sedikit sampai habis.

Sebagai pencahar, bagian yang digunakan daging buah dari buah yang sudah masak, tentu saja biji dipisahkan. Kandungan zat di dalamnya antara lain asam-asam malonat, tartrat, sitrat, dan asam malat yang menyejukkan.

Kandungan lainnya, garam kalium bitartrat ? yang bersifat sebagai pencahar ringan -, pectin, serta sakarose (gula invert) yang merupakan zat pemanis. Ada juga oligosakarida sebagai serat yang berkhasiat memperlancar buang air besar.

Jadi, daging buah asam selain bersifat pencahar ringan, juga dapat memperlancar buang air besar, sehingga meringankan penderita dari sembelit.

Agar-Agar Biar Lancar
Bahan berikutnya sebenarnya sudah sangat kita kenal, yakni agar-agar. Agar-agar dikandung oleh ganggang laut yang disebut Gelidium cartilagenium L, seta ganggang merah sekerabat.

Agar-agar halus dalam kemasan seperti yang banyak dijual di toko-toko merupakan ekstrak dari ganggang laut tersebut. Zat tersebut sebenarnya karbohidrat, tetapi bukan pati dan sukar dicerna oleh saluran pencernaan. Oleh karenanya termasuk bahan yang disebut serat.

Istilah serat seyogyanya diganti dengan istilah lain, karena untuk orang awam zat itu dibayangkan seperti serabut, padahal tidak demikian. Mungkin bahan ini lebih tepat disebut zat pengembang (bulking agent), bila didasarkan pada sifatnya yang dapat menyerap air dan mengembang jika bersentuhan dengan air.

Sekantung agar-agar yang dijual di toko-toko biasanya berisi 7 gram serbuk agar-agar. Sekantung serbuk agar-agar tersebut direbus sampai mendidih, lalu dituangkan ke dalam cetakan. Tunggu sampai dingin. Setelah dingin, agar-agar siap dimakan sampai habis.

Alam yang demikian kaya ternyata menyimpan bahan yang berpotensi untuk mengatasi gangguan dalam tubuh kita. Sembelit, misalnya, dapat diatasi dengan buah asam dan sejenis ganggang.

Bagaimanapun, yang paling penting adalah penderita harus dapat mengubah kebiasaan hidupnya yang dapat menimbulkan sembelit. Jika saja kita dapat mengelola tubuh kita dengan baik, sembelit pun pasti tidak akan datang menghampiri.

Oleh Drs. Joko Hargono, pemerhati obat alami, di Jakarta
Intisari edisi Maret 2003

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | free samples without surveys