Tampilkan postingan dengan label Rokok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rokok. Tampilkan semua postingan

seks bebas HIV AIDS dan rokok perlu diperhatikan dengan serius

Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai kekuatan pembangunan, masalah HIV/AIDS dan rokok memerlukan perhatian serius. Hal ini disebabkan jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya dengan proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi pada kelompok usia produktif (usia 20-29 tahun) sebanyak 49,07%. Demikian juga dengan jumlah perokok, berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2010, prevalensi perokok secara nasional sebesar 34,7%. Berarti lebih dari sepertiga penduduk berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti kanker, penyakit jantung dan penyakit akibat gangguan pernapasan.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH ketika menyampaikan sambutan kepada peserta Rapat Kerja Nasional Gubernur di Jakarta, Senin, 31 Januari 2011.

Menurut Menkes, kesehatan merupakan unsur dominan dalam Millenium Development Goals (MDGs), karena lima dari delapan agenda MDGs berkaitan langsung dengan kesehatan. Lima agenda tersebut adalah Agenda ke-1 (Memberantas kemiskinan dan kelaparan), Agenda ke-4 (Menurunkan angka kematian anak), Agenda ke-5 (Meningkatkan kesehatan ibu), Agenda ke-6 (Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit lainnya), serta Agenda ke-7 (Melestarikan lingkungan hidup).

Baca dari sumbernya:
http://sehat-enak.blogspot.com/2011/02/masalah-hivaids-dan-rokok-perlu.html

Awas, Rokok mengandung darah BABI

SYDNEY (KRjogja.com) sekitar 185 merek rokok menggunakan darah babi, sebagai campuran pada bagian filter rokok. Ini merupakan kesimpulan penelitian yang cukup mengagetkan.

 

Kesimpulan itu didapat dari para peneliti Belanda yang telah melakukan riset terhadap sejumlah merek rokok. Hasilnya ditemukan hemoglobin babi pada filter rokok.

Profesor Simon Chapman dari Universitas Sydney mengatakan, penelitian ini menyibak komposisi rokok yang selama ini memang sangat tertutup, dengan kedok rahasia perusahaan.

Prof Chapman juga berpendapat, riset ini telah mengakomodir kepentingan agama yang secara khusus melarang mengkonsumsi daging babi, seperti bagi umat Muslim dan Yahudi.
?Saya pikir, beberapa kelompok yang sangat taat akan mengemukakan pendapat bahwa kandungan babi dalam rokok sangat menyinggung,? kata Prof Chapman, Selasa (30/3). ?Tentu komunitas Yahudi akan menyikapi hal ini dengan sangat serius. Begitu juga umat Islam serta para vegetarian,? tambah dia.

Penelitian tersebut mengungkapkan, hemoglobin babi digunakan untuk membuat rokok filter lebih efektif menahan bahan kimia berbahaya, sebelum perokok menghisap dan masuk ke dalam paru-paru.

Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah merah. Fungsi unsur tersebut sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh hewan mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh.
Setidaknya satu merek rokok yang dijual di Yunani telah dikukuhkan menggunakan hemoglobin babi dalam proses pembuatannya, tanpa diketahui para konsumen. Sayangnya tidak disebutkan nama merek rokok tersebut.

?Jika Anda seorang perokok dan beragama Islam atau Yahudi, maka Anda mungkin ingin tahu bagiamana cara mengetahui apakah rokok yang ada hisap mengandung hemoglobin babi atau tidak?? kata Prof Chapman.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | free samples without surveys